Batang . Satu tahun menjelang perhelatan akbar, pesta demokrasi yang akan digelar 14 Februari 2024, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Batang membeberkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP), yang menempatkan Kabupaten Batang pada posisi kerawanan sedang dengan skor 27, 44.
Meski tingkat kerawanan pemilu di Kabupaten Batang masih tergolong sedang, namun pihak Bawaslu telah menyiapkan langkah dan strategi, untuk menekan timbulnya hal tersebut.
Anggota Bawaslu Batang, Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat, Khikmatun menyampaikan, untuk mengantisipasinya Bawaslu menggandeng seluruh elemen masyarakat dan mahasiswa menangkal konten-konten disinformasi yang rawan muncul di tengah pesta demokrasi, dengan memanfaatkan media sosial.
“Tak hanya menggelar sosialisasi ke berbagai komunitas, tapi lewat media sosial, Bawaslu bersama kalangan muda, aktif melawan hoaks yang bertebaran, ” katanya, usai mengikuti launching aplikasi Jarimu Awasi Pemilu, di halaman Kantor Bawaslu Kabupaten Batang, Selasa (15/2/2023).
Upaya lain yang dapat ditempuh adalah, apabila masyarakat menemukan indikasi hoaks, maupun politisasi sara, serta kampanye hitam melalui media sosial, Bawaslu membuka kesempatan seluas-luasnya untuk segera melaporkan.
“Silakan dicuplik melalui layar gawai, sertakan alamat link berita, segera laporkan ke media sosial Bawaslu Batang. Secara berjenjang kami akan melaporkan ke Bawaslu Jateng hingga Bawaslu RI, lalu diarahkan ke Kemenkominfo RI, agar link tersebut ditutup, ” jelasnya.
Dalam kesepakatan yang sama, Bawaslu juga melaunching aplikasi Jarimu Awasi Pemilu.
“Ini sebuah komunitas digital pengawasan partisipatif yang mengajak bergabung dalam satu forum. Di dalamnya ada pengawasan komunitas digital, literasi kepemiluan dan melawan kabar bohong, ” terangnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpol Batang Agung Wisnu Barata menyampaikan, isu-isu yang rawan muncul melalui media sosial di masa pemilu, harus ditangkal bersama.
“Penggunaan media sosial di Batang sangat masif. Mulai bangun tidur sampai mau tidur, semua orang berinteraksi dengan gawai, maka harus bijak ketika ada sebuah kabar, ” tegasnya.
Apabila ada sebagian warga yang belum begitu bijak dalam bermedia sosial, diupayakan agar menanamkan pola pikir, bahwa pemilu adalah kepentingan negara, maka harus pandai menahan diri, ketika mendapat kabar yang belum pasti kebenarannya.
“Langkah pencegahan, saya bersama Bawaslu dan aparat penegak hukum akan bersinergi untuk memantaunya. Ada edukasi yang akan disampaikan bahwa dalam bermedia sosial harus lebih beretika, ” ujarnya
Lutfi Adam